SLEMANNEWS.COM - Indonesia merupakan negara kemajemukan dan berbagai macam agama dan aliran-aliran yang melawan ideologi.
Hal tersebut sama dengannya paham-paham terorisme/radikal di tengah - tengah masyarakat saat ini yang sangat meresahkan.
Apalagi, berbagai paham itu menyebar dengan sangat luas melalui berbagai media, seperti media sosial, media pesan dan dapat terjadi secara langsung face to face.
Berbagai paham radikal akan muncul di permukaan dan berpotensi mengganggu keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia
Melawan paham-paham terorisme/radikal bukanlah pekerjaan rumah satu pihak semata. Melawan radikalisme merupakan pekerjaan bersama, antara para stakeholder dan masyarakat demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, anggota unit beserta masyarakat umum lainnya mengajak para stakeholder untuk menyamakan visi untuk melawan radikalisme yang kerap meresahkan di kehidupan sehari-hari baik itu di media sosial, maupun rumor dari mulut ke mulut.
Membuat kesepakatan bersama antara para stakeholder, media di DIY dan para pemuda millineal untuk bersama-sama memerangi radikalisme
Pada era modernisasi saat ini banyak isu-isu beredar khususnya di kalangan masyarakat. Bersamaan dengan maraknya aksi terorisme, radikalisme, dan berita hoax yang berkembang saat ini sangat rentan menyebabkan perpecahan baik itu horizontal maupun vertikal.
Menyikapi situasi kondisi masyarakat saat ini serta masuknya tahun demokrasi yang sarat akan terjadinya propaganda dan gangguan kamtibmas, guna menganisipasi konflik sosial, maka diperlukan suatu terobosan manajemen sosiokultur di masyarakat untuk dapat memacu pola pikir masyarakat secara dewasa khususnya sehingga dapat bersinergi dengan pemerintah pada umumnya.
Dalam mengantisipasi aksi teror yang mungkin dilakukan, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung, sebab tanggung jawab menjaga keamanan bukan cuma dibebankan pada aparat pemerintahan saja, namun juga merupakan tanggung jawab seluruh elemen dan anak bangsa.
Masyarakat melalui berbagai ormas kontra radikal diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam melawan sikap-sikap intoleransi, radikalisme, terorisme, serta ujaran kebencian.
Salah satu organisasi masyarakat yang kontra radikalisme dan secara aktif berperan mendukung aparat menjaga keamanan serta berkomitmen menangkal paham terorisme, radikalisme dan intoleran adalah Banser (Barisan Ansor Serbaguna), sayap organisasi dari NU (Nahdatul Ulama) tersebut secara konsisten menyerukan perang terhadap segala bentuk paham yang dianggap merongrong kedaulatan NKRI.
Artikel Terkait
Perdalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah, Kejaksaan Panggil Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Galih Keterangan
Tuan Rumah Perhelatan Piala Dunia U-20 Di Tanah Air Batal, Erik Tohir : Kita Harus Tunduk Dengan Putusan FIFA
Tenaga Honorer Tidak Mendapatkan Gaji Ke 13, Tidak Ada THR Pada Idul Fitri 2023
Percepat Menyambut Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Empat Menteri Tandatangani SKB
Mantan Terpidana Terorisme Di Yogyakarta Butuh Perhatian Khusus Dan Edukasi, Ancaman Besar Jika Tidak Dibina
Adakan Buka Sahur Bersama, Fahrurrozy Ajak Seluruh Anggota Perkuat Kembali Silahturrahmi Pasca Mubes ikambara